Mantan Penyanyi Campursari Ngrambe 13 Tahun Dipasung

12 May 2016

Dwi Purwaningsih (34) mantan penyanyi campursari, hampir 13 tahun harus mengalami hidup dalam pasungan. Anak dari Sulastri (54) warga Dusun Manjungsari, Desa Wakah, Kecamatan Ngrambe, Ngawi tersebut. Dalam keseharian kaki kanannya dirantai dan dikaitkan ke tiang rumah. 
Menurut Kabul (45) paman dari Purwaningsih, tindakan tersebut terpaksa harus dilakukan. Apabila itu tidak dilakukan sangat membahayakan keselamatan warga sekitar dan juga keselamatan dari Purwaningsih sendiri.
“Tindakan ini dilakukan bukan maksud untuk menyakiti Purwaningsih. Apabila ini tidak dilakukan sangat membayakan keselamatan warga sekitar dan keselamtan dari Purwaningsih sendiri.  Karena apabila dia tidak di pasung sering mengamuk,” terang Kabul saat ditemui Suryajagad.net di kediamannya Desa Manjungsari, Ngrambe- Ngawi. Selasa (02/02/2016)
Saat ini Purwaningsih kata Kabul, saya rawat di rumah. Untuk kakak saya Sulastri sudah merasa tidak mampu merawat Purwaningsih. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk membantu agar keponakan saya ini lekas sembuh. Berbagai upaya telah saya lakukan namun hingga saat ini belum ada perubahan,” tuturnya. 
Purwaningsih 14 tahun silam seorang biduan penyanyi campursari. Dia sangat piawai dalam berolah vokal maupun membawakan tarian Jawa. Namun karena masalah asmara dan kehancuran ekonomi keluarga. Menyebabkan Purwaningsih depresi dan hingga sekarang harus hidup dalam pasungan.
Sementara itu menurut Sulasmi (47) bibi dari Purwaningsih, berharap akan adanya bantuan untuk mengobati keponakanya tersebut. Pengobatan di berbagai rumah sakit pernah juga dilakukan. Namun karena faktor keterbatasan ekonomi kala itu dibawa pulang.
“Purwaningsih keponakan saya ini sebenarnya memiliki potensi dan bakat bernyanyi dan menari. Pernah kala itu mendampingi salah satu Dalang wayang kulit ternama. Namun garis nasibnya harus berakhir begini. Purwaningsih dulu juga pernah dibawa ke rumah sakit untuk diobatkan. Namun keterbatasan biaya kala itu yang menyebabkan pengobatannya berhenti. Hingga sekarang yang mampu kami lakukan dengan pengobatan tradisional. Berharap Allah ta’ala lekas memberi kesembuhan untuk Purwaningsih