Para Musisi Pengusung Campursari

27 April 2016

Dipahami sebagian besar orang, Campursari merupakan sebuah jembatan tersendiri antara budaya musik Jawa dengan kemajuan musik modern.

Dipadu lewat dominasi langgam dan gending, aliran musik yang pertama kali populer di tanah Jawa ini sukses menjadi lantunan penyegar di kalangan masyarakat.

Tak hanya itu, meski belakangan mulai tersamar dengan tren dangdut yang lebih menguatkan sisi elektronik, tak bisa dipungkiri jika musik Campursari akan tetap bertahan lewat perjuangan punggawa-punggawa yang berusaha meluaskan musik ini ke arah yang lebih universal.

 

Manthous

Bagi para penikmat Campursari, nama almarhum Manthous sudah pasti dikenal sebagai pelopor utama. Lahir di Gunung Kidul pada 10 April 1950, pria bernama asli Sumanto Sugiantono itu sukses mendirikan sebuah grup musik bernama 'Campursari Maju Lancar Gunung Kidul' pada tahun 1993.

Dari sana, lahirlah lagu-lagu dengan warna Campursari yang sangat melekat. Sebut saja 'Anting-anting', 'Nyidamsari', 'Gandrung', 'Kutut Manggung', hingga 'Gethuk' yang dipopulerkan oleh Nurafni Octavia. Alhasil, bersama grupnya, Manthous pun resmi menjadi salah satu kiblat bagi para penggemar dan musisi Campursari.

 

Didi Kempot

Berasal dari seorang pengamen, nama Didi Prasetyo alias Didi Kempot sukses menjelma menjadi salah satu punggawa campursari lewat lagu-lagu hits seperti 'Stasiun Balapan', 'Terminal Tirtonadi', hingga 'Sewu Kuto' yang seolah sudah menjadi lagu wajib di kalangan penggemar Campursari.

Diketahui, berkat keseriusannya dalam menekuni musik jawa, adik dari Mamiek Prasetyo ini pun sukses terkenal hingga ke Suriname dan Belanda. Bahkan, oleh warga Jawa di Belanda, dia diberi gelar sebagai 'Penyanyi Jawa Teladan'.


Cak Diqin

Senada dengan Didi Kempot, nama Cak Diqin juga sukses menjadi idola tersendiri bagi penikmat musik Campursari. Banyak membawakan lagu-lagu yang cenderung enerjik seperti 'Mendem Wedokan', 'Tragedi Tali Kutang', 'Mbah Maridjan', hingga 'Jokowi dan Rokaye', nama Cak Diqin pun berhasil menjadi salah satu panutan di dunia Campursari.

 

Sonny Josz

Sebagai penyanyi campursari, nama Sonny Josz terkenal dengan beberapa lagu hits seperti 'Manuk Ora Manggung', 'Siji ora Entek', hingga 'Angge Angge Orong-orong'. Tak hanya itu, di luar lagu-lagu kondangnya tersebut, nama Sonny Josz juga sempat melejit lewat lagu 'Minggat' yang mempopulerkan reff berkalimatkan 'Ndang Balio Sri'.

Bahkan saking populernya lagu itu, Sonny pun sampai membuat sekuel lagu yang bertajuk 'Sri Wes Bali'. Diceritakan, di lagu tersebut, Sonny berkisah tentang dilema yang dialami sang pria kala wanita yang telah pergi tiba-tiba kembali dengan seorang anak di pangkuannya