Lebih Cinta Lagu Campursari

21 September 2016

Figi Fian Fahma (Dok Pribadi for Jawa Pos Radar Semarang) INI sedikit beda. Jika gadis seusia Figi Fian Fahma yang kini memasuki 19 tahun, sedang gandrung-gandrungnya dengan jenis musik K-pop atau yang paling wajar adalah musik pop, Figi justru lebih senang mendalami musik campursari langgam. Alasan kecintaannya tersebut, lantaran lagu dengan tempo lambat ini dapat menenteramkan hati. Bahkan, dapat mengurangi permasalahan yang sedang dia hadapi. 

Selain itu, gadis kelahiran Banyumas 4 Maret 1997 ini memang sedari kecil sudah sering mendengarkan lagu-lagu campursari. ”Dari dulu memang sudah sering mendengarkan lagu-lagu campursari dan langgam Jawa. Jadi, bukan lagu anak-anak...

INI sedikit beda. Jika gadis seusia Figi Fian Fahma yang kini memasuki 19 tahun, sedang gandrung-gandrungnya dengan jenis musik K-pop atau yang paling wajar adalah musik pop, Figi justru lebih senang mendalami musik campursari langgam. Alasan kecintaannya tersebut, lantaran lagu dengan tempo lambat ini dapat menenteramkan hati. Bahkan, dapat mengurangi permasalahan yang sedang dia hadapi.

Selain itu, gadis kelahiran Banyumas 4 Maret 1997 ini memang sedari kecil sudah sering mendengarkan lagu-lagu campursari. ”Dari dulu memang sudah sering mendengarkan lagu-lagu campursari dan langgam Jawa. Jadi, bukan lagu anak-anak yang saya dengarkan. Dan saya bisa benar-benar nyanyi, pas SD,” terang mahasiswi jurusan seni musik Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini.

Demi mengasah kemampuannya, gadis penyuka warna biru dan hijau ini sering nyanyi campursari di berbagai acara, seperti acara pernikahan, pertunjukan wayang dan juga acara pertunjukan campursari. ”Di situ, saya sekaligus latihan. Karena untuk menyanyi campursari, cengkoknya harus benar. Salah sedikit saja, jadinya jelek. Kalau cengkok salah itu, saya jadi nggak enak sama yang lain, sama penonton juga. Kayak nggak puas gitu,” ujar gadis yang mengaku di keluarganya memang ada darah seni.

Beberapa komentar dan kritik membangun dari teman-temannya, setelah menyanyi di panggung pun kerapkali ia dapatkan. Namun, komentar itu ia jadikan bahan pembelajaran jika suatu saat ia harus menyanyikan lagu itu kembali di lain tempat. ”Ya untuk belajar lagi, siapa tahu besok-besok harus menyanyikan lagi. Tetap belajar pokoknya,” tandas putri pasangan Daryoto dan Kundiarti ini.

 

Radar Semarang

http://news.babe.co.id/7475929