26 August 2016
Penyanyi Sruti Respati tidak akan menghilangkan ciri khasnya sebagai sinden saat manggung di mana pun dan dalam kesempatan apapun. Hal itu dibuktikannya saat menjadi bintang tamu yang berkolaborasi dengan Dr and The Professor (Tompi) dalam Prambanan Jazz 2016 akhir pekan lalu.
"Saya tidak akan menghilangkan sinden dalam situasi apapun karena musikalitas pentatonik sangat Indonesia," tutur, baru-baru ini.
Perempuan berusia 35 tahun ini mengaku sudah belajar sinden sejak masih duduk di bangku TK. Ayahnya yang seorang dalang mengenalkan budaya Jawa kepadanya sejak dini. Dia kerap melantunkan tembang dolanan, gending, serta mengiringi ayahnya saat mendalang semalam suntuk.
Menginjak usia remaja, Sruti kerap mendengarkan beragam jenis lagu dan musik yang memberinya referensi dalam menyanyi. Lagi-lagi, referensi dijadikannya sebagai bahan memperkaya wawasan bermusik tanpa meninggalkan dasarnya sebagai sinden.
Jazz, tuturnya, yang dikenal sebagai musik dari luar negeri tetap bisa diadopsi di Indonesia. "Jazz itu sudah membumi tetapi jangan sampai kehilangan ciri khas suku bangsa," kata perempuan yang pernah terlibat dalam Opera Jawa ini.
http://showbiz.liputan6.com/read/2585902/sruti-respati-ogah-tinggalkan-ciri-sindennya